Add caption |
Kisah-kisah dan Hadits Rasulullah s.a.w tentang kehidupannya yang sederhana sudah amat banyak, karena Beliau memang hidup dalam keadaan sederhana. Kezuhudan dan kesederhanaan merupakan ciri khas Beliau yang patut kita tauladani bagi kisa sebagai umatnya. Beberapa kisah Rasulullah dan para sahabat yang wajib kita contoh sebagai pedoman hidup agar tidak tertipu oleh dunia dan merasakan nikmat yang sebenarnya di Surga Allah s.w.t.
Gaya hidup pada zaman ini sudah teramat gila karena orang kaya ataupun miskin, sama ganasnya terhadap harta. Memang uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Itulah pemikiran yang ada pada manusia zaman sekarang, mereka berlomba-lomba untuk menumpuk harta kekayaan mereka. Bekerja dengan giat hingga lupa terhadap kewajiban umat Islam, bahkan rela menghalalkan segala cara demi hidup senang dan tidak kesulitan dalam hidup sehari-hari. Ini adalah persoalan yang sangat sulit untuk dipecahkan dan ingatlah, setan itu mempunyai berjuta-juta tipu muslihat agar mereka yang tergiur akan menyimpang dari jalan yang benar dan di ridhoi Allah s.w.t.
Nabi Muhammad s.a.w adalah kunci tauladan kita dalam menjalani kehidupan agar lebih baik dan merasakan nikmat yang Allah berikan. Pernahkah anda mendengar tentang Nabi Muhammad s.a.w yang menolak tawaran Gunung Emas dari Allah s.w.t?
Rasulullah s.a.w bersabda : "Tuhanku telah menawarkan kepadaku untuk mengubah bukit-bukit di Makkah menjadi Emas. Tetapi aku menadahkan tangan kepadanya sambil berkata, 'Ya Allah, saya lebih suka sehari-hari kenyang dan lapar pada hari berikutnya agar saya dapat selalu mengingatmu apabila sedang lapar, dan memujimu serta mensyukuri nikmatmu apabila kenyang'." (HR.Tirmidzi)
Inilah hikmah yang bisa kita ambil, betapa hebatnya kehidupan dari Jiwa yang suci dari Nabi besar kita, Nabi Muhammad s.a.w dan kita semua harus bangga menjadi umatnya dan menjadikan Ittiba' bagi kehidupan kita.
Banyak dari kita yang menginginkan hidup sukses, kaya harta, kendaraan mewah dan jabatan yang tinggi. Apakah ini membuat kau merasa bahagia? Belum tentu, yang membuat kita bahagia adalah hidup sederhana, berkecukupan dan selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Bagi anda yang merasa kekurangan saat ini, jangan berkecil hati. Selalu ingatlah kepada Allah, ingatlah firmannya, ingatlah larangannya, ingatlah Akhiratnya dan ingatlah siksanya yang begitu sakit, lebih sakit dari pada apapun kesakitan yang yang ada di alam semesta ini. Kita harus saling mengingatkan kepada saudara dan kerabat kita, jangan lupakan Allah yang menciptakan kita, jangan memaki Allah bila kita hidup sengsara dan jangan mengeluh kepadanya disaat kita terus dilanda musibah. Allah tidak akan memberikan kesulitan diluar kemampuan hambanya dan semua pasti ada jalannya.
Kisah Abu Hurairah r.a ketika kelaparan, pernahkah anda mendengarnya?
Suatu hari, Abu Hurairah r.a sedang membersihkan hidungnya dengan sehelai sapu tangan yang bagus. Kemudian ia berbicara seorang diri, "ah, lihatlah Abu Hurairah! Sekarang dia membersihkan hidungnya dengan sapu tangan yang bagus. Padahal saya masih ingat keadaan saya duhulu, ketika saya jatuh pingsan diantara mimbar dan rumah Nabi s.a.w. Orang-orang menyangka saya menderita penyakit gila, sehingga mereka memijat-mijat kaki saya. Padahal saya tidak pernah menderita penyakit tersebut, tetapi sebenarnya karena saya sedang menderita kelaparan. "
Abu Hurairah terjatuh karena tidak makan selama beberapa hari dan beliau sering mengalami kelaparan yang sangat luar biasa selama berhari-hari. Bahkan terkadang sering jatuh pingsan karena laparnya dan orang-orang menyangka ia terkena penyakit gila. Pada masa itu penderita penyakit gila diobati dengan diinjak kaki dan kepalanya. Penderitaan beliau terjadi ketika Islam mulai tersebar di jazirah Arab. Setelah zaman Rasulullah s.a.w, Islam telah menaklukan banyak wilayah, maka keadaan hidupnya sedikit membaik. Abu Hurairah r.a adalah seorang ahli Ibadah dan rajin menunaikan shalat-shalat sunnat. Dia memiliki sebuah kantung yang terbuat dari kain yang diisi dengan biji-biji kurma sebagai alat menghitung Dzikir dengan cara mengeluarkan biji tersebut satu per sat dan jika habis, beliau memasukan biji tersebut satu per satu dengan mengulang dzikirnya dari awal. Subhanallah, betapa kuatnya Iman Sahabat Rasulullah, walaupun dalam keadaan yang sulit, beliau tidak melupakan kewajibannya sebagai orang muslim.
Fadhilah A'mal
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya
Kritik dan saran anda adalah pelajaran buat saya